Background

Hakikat Cinta

Cinta adalah pengungkapan yang agung walau terkadang dapat menghinakan manusia dari titik terendah. Allah SWT. Menciptakan manusia dengan rasa cinta dan melalui cinta. Cinta adalah rasa ingin berbagi tanpa adanya konpensasi dalam bentuk apa pun. Cinta dapat hadir menyertai kebahagiaan, namun ia juga dapat menjegal hadirnya sejuta kebahagiaan. Tidak ada kata akhir untuk cinta. Cinta akan terus hadir dan berkembang. Sejak diciptakannya gitar dan senar, para musisi tidak henti-hentinya menciptakan lagu-lagu tentang cinta. Tak hentinya wartawan membuat berita tentang cinta. Tak henti-hentinya pula para pujangga menciptakan karya tentang cinta.
Cinta hadir selalu diiringi oleh rasa sayang. Jika cinta dapat hilang dalam sekejap, namun rasa sayang takkan dapat pudar sebesar apapun penyangkalannya.
Di dunia ini ada dua macam jenis cinta. Cinta ilahi dan cinta birahi. Cinta ilahi adalah kecintaan kita kepada Allah SWT., Rasulullah saw. dan  cinta kepada apa yang dicintai oleh Allah dan Rasulullah. Sedangkan yang dimaksud dengan cinta birahi adalah cinta yang didasarkan atas hawa nafsu. Dalam hal ini jika seseorang mencintai orang lain karena Allah, sudah sepatutnya cinta yang ia miliki tersebut dapat membuatnya lebih intropeksi iri dan menjadikannya untuk meniali dirinya sejauh mana pengabdian yang ia berikan kepada Allah. Cinta yang seperti ini akan berujung pada kepatuhan total dan semua yang dilakukannya semata-mata untuk membuktikan cintanya kepada Allah. Sedangkan cinta birahi adalah mencintai orang lain karena manusia, maka akan timbul banyak masalah dalam hidupnya. Cinta yang seperti ini biasanya hanya didasarkan pada hawa nafsu dan material belaka. Cinta yang seperti inilah yang akan membuat manusia lalai dan lupa akan tugasnya di dunia. Seoranf sufi, Rabiah al-Adawiyah pernah mengatakan sesungguhnya ibadah yang sebenarnya adalah ibadah yang dilaksanakan atas dasar cintanya kepada Allah, bukan karena ingin mengejar surga atau menghindari neraka.
Berikut ini adalah syair-syair mengenai cinta:
“Walaupun bagaimana kecilnya cinta seseorang kepada Allah, maka demikian itu lebih aku senangi dari pada ibadah tujuh puluh tahun.” Yahya bin Muadz.
“Bumi dan langit bagaikan suami istri. Langit berputar-putar mencari nafkah untuk menghidupi bumi, sehingga tumbuh darinya anak-anak. Ketika bumi kedinginan, langit memberikan kehangatan dengan cahaya mataharinya. Ketika bumi kepanasan, langit memberikan kesejukan dengan air hujannya.” Jalaludin Rummi.
“Hakikat cinta adalah ketika kita berani menghilangkan naluri kemanusiaan kita yang hewani. Untuk kemudian merengkuh sebuah hakikat di luar diri batas keagungan-Nya. Sungguh bahwa cinta itu teramat agung untuk disandarkan kepada sesuatu yang bersumber dari apa yang kita sebut ‘manusia’, karena cinta adalah hakikat.” Furben arozgu.
“Aku membenci dan aku mencintai. Mungkin engkau bertanya mengapa aku berbuat demikian. Aku sendiri tidak tahu, tetapi aku merasakannya dan aku tersiksa karenanya.” Cartullus.

Referensi
Buku “Magic Words” , Oleh Riyan Hidayat El-Padary

Categories: Share

Leave a Reply